Airlangga Hartarto menanggapi rombongan hanya nanya-nanya dan rombongan jarang beli yang ramai diperbincangkan publik, di tengah laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi isu Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) dan Rojali (rombongan jarang beli) yang ramai diperbincangkan publik, di tengah laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh sebesar 5,12 persen pada kuartal II‑2025.
Airlangga menyampaikan bahwa data konsumsi justru menunjukkan arah positif. Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,97 persen, indeks penjualan riil berada pada level 233,7, dan indeks keyakinan konsumen masih kuat di angka 117,8.
Ia juga menyoroti efektivitas program stimulus pemerintah. Bantuan sosial pada kuartal II tumbuh 25,12 persen, Program Keluarga Harapan (PKH) naik 6,74 persen, dan bantuan sembako melonjak 36 persen.
Ia menilai, peningkatan konsumsi tersebut juga didorong oleh pergeseran pola belanja masyarakat ke kanal daring. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan retail dan marketplace pada kuartal II-2025 tercatat 7,55 persen. Salah satu segmen yang tumbuh signifikan adalah produk personal care dan kosmetik yang naik mendekati 17 persen.
“Retail dan marketplace tumbuhnya kuartal kedua adalah 7,55 persen, kemudian yang shifting ke online salah satu contoh yang tumbuhnya tinggi adalah personal care dan kosmetik itu naik mendekati 17 persen,” ujar Airlangga dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, nilai belanja produk rumah tangga dan kantor tercatat sebesar Rp72,8 triliun, dengan pertumbuhan ekonomi 29,38 persen. Jumlah transaksi daring melonjak tajam, dari 280 juta transaksi pada 2018 menjadi 3,24 miliar pada tahun 2024.
Airlangga juga menyoroti kinerja sektor retail yang tetap kokoh. “Kinerja keuangan sektor retail, dari 3 perusahaan pabrik, 1 minimarket, yang kedua salah satu yang banyak outlet di mall, seluruhnya semester satu ini pertumbuhannya mendekati 5 persen, 4,99 persen, 6,85 persen dan 12,87 persen,” jelasnya.
Dengan demikian, Airlangga menyatakan bahwa isu Rohana dan Rojali yang belakangan ramai diperbincangkan merupakan narasi yang ditiup-tiup, karena data justru menunjukkan kondisi yang berbeda dari anggapan tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu Rohana dan Rojali ini, ini isu yang ditiup-tiup, jadi faktanya berbeda, dan tentu ini yang harus kita lihat,” ujarnya.
Dari sisi wilayah, pertumbuhan ekonomi tercatat merata. Sumatera tumbuh 4,98 persen, Jawa 5,24 persen, Bali 3,73 persen, Kalimantan 4,95 persen, Sulawesi 5,83 persen, dan Maluku–Papua 3,3 persen.
Konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dengan porsi 54,25 persen, diikuti konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,82 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah sedikit terkontraksi 0,33 persen karena tahun lalu merupakan tahun pemilu dengan belanja pemerintah yang tinggi.
Baca juga : Kantor Pajak Amati Orang yang Suka Pamer Harta di Media Sosial